Filosofi Dan Doa Di Balik Motif Sekar Arum

Demak – Subsektor Ekonomi Kriya tak habis-habisnya membuat takjub, utamanya kriya batik yang tumbuh subur di kabupaten Demak.

Salah satu sentra batik yang telah menunjukkan keberdayaan masyarakat lokal dalam mengembangkan industri kreatif adalah Batik Sekar Arum yang terletak di Dukuh Kroya RT03/RW01, Desa Gebang Arum, Kecamatan Bonang, Demak. Sentra ini telah menjadi simbol kebudayaan dan ekonomi kreatif yang berkelanjutan.

Kekhususan motif batik dari Sentra Sekar Arum adalah motif khas Demak seperti masjid agung, jambu, belimbing, bledek, dan kapal laut. Pendirinya, seorang wanita bernama Basiroh, juga memilih motif khas Sekar Arum untuk memperkaya koleksi batiknya. Sekar Arum digambarkan sebagai bunga kenanga berwarna kuning, yang menggambarkan filosofi kehidupan.

“Di sini yang menjadi ciri khas adalah motif Sekar Arum yang motifnya bunga kenanga dan warnanya kuning. Itu melambangkan suatu kesejahteraan masyarakat yang gemah ripah loh jinawi,” terangnya saat diwawancarai RMOLJawaTengah, Jumat (04/10).

“Kami berusaha untuk memproduksi motif yang beragam untuk memenuhi kebutuhan pasar yang berbeda-beda,” tambah Ibu Basiroh.

Sentra binaannya ini sering terlibat dalam festival budaya yang menampilkan keragaman seni dan budaya lokal, memberikan kesempatan untuk mempromosikan batik mereka kepada pengunjung.

“Batik Sekar Arum ini sering jadi langganan pejabat kabupaten, seperti bupati, anggota dewan, partai, dan lain-lain,” katanya.

Meski pun terbilang hasil produk rumahan, batik di Sekar Arum ini pelanggannya tidak main-main. Tidak hanya di Demak, Basiroh mengaku sering mendapatkan orderan hingga luar pulau Jawa dan luar negeri.

“Pelanggannya itu ada dari wilayah Demak, Surabaya, Lamongan, Bandung, Jakarta, Sumatera, dan Kalimantan. Pernah juga ada turis dari Taiwan, Korea, Jepang, Malaysia, dan Singapura itu minta dibuatkan,” pungkasnya.

Basiroh menggunakan strategi pemasaran yang efektif untuk meningkatkan penjualan produknya. “Kami memasarkan produk kami melalui pameran yang diadakan pemerintah setempat dan juga melalui media sosial seperti Instagram,” kata Basiroh sambil membentangkan kain batik kebanggaannya.

Mengisahkan perjalanan usahanya, Basiroh mengatakan ia mengembangkan batik yang elegan dan modern namun tidak menghilangkan sisi tradisional dari motif-motif batik yang sudah diproduksi. Melalui sentra batiknya, masyarakat setempat tidak hanya mendapatkan lapangan pekerjaan tetapi juga belajar untuk menghargai dan memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan.

Usaha ini turut berkontribusi pada pelestarian lingkungan dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya hutan bakau dan kebudayaan lokal.

Tidak mengherankan Basiroh sebagai pemilik Batik Sekar Arum telah menjadi inspirasi bagi masyarakat lokal dan menjadi contoh yang baik dalam mengembangkan industri kreatif yang berkelanjutan