Berbekal ilmu sebagai tukang jahit tas saat merantau ke Jakarta, Suparno (52), kini berhasil menjadi seorang pengusaha tas dari Karangtengah, Demak. Meski tak begitu besar, namun dari usaha yang dirintisnya ini, sudah bisa membuka lapangan kerja dengan memperkerjakan dua orang karyawan.
Kisah Suparno menjalani usaha tas di mulai pada tahun 2009. Satu per satu sekolah mulai dari tingkatan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD) bahkan hingga bidan desa, ia datangi untuk menawarkan tas-tas hasil buatannya bersama sang istri tercinta.
Kini, dibawah binaan Dinas Tenaga Kerja Dan Perindustrian (Dinnakerind) Demak, lambat laun, usahanya pun kian meningkat. Tak hanya pemasaran, ia juga kini memiliki nama dan badan usaha sendiri. Merek tas buatan Suparno adalah Dua Putri dan Cahya.
Hasil produksi yang dijualnya pun tidak mahal, dengan kualitas yang tidak kalah dengan yang dijual di pasaran. Misalnya ia menjual tas ransel laptop seharga Rp75.000 hingga Rp85.000. Sementara tas pinggang berharga sekitar Rp30.000 dan tas koper pakaian Rp65.000. Meski harganya tergolong murah tetapi secara kualitas barangnya bagus dan awet.
Kedepan, ia berharap bisa mendapat orderan yang rutin sehingga dua karyawannya bisa mendapatkan nafkah untuk menghidupi keluarganya.
Dia bersyukur dapat menjalani pekerjaan ini dan mendapatkan omset yang cukup untuk membahagiakan keluarganya