Demak – Eceng gondok atau bengok sering kali dipandang sebelah mata karena keberadaannya ini berdampak buruk pada ekosistem perairan. Tumbuhan ini kerap menjadi tersangka utama menyumbat laju air yang bisa menyebabkan banjir.
Karena itu masyarakat di Desa Bonangrejo sering melakukan pembersihan tanaman yang bernama ilmiah eichhornia crassipes ini, agar tidak merusak ekosistem alami yang ada di sungai.
Akan tetapi, bagi masyarakat Desa Weding, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak, tumbuhan gulma ini justru dimanfaatkan sebagai lahan mencari rezeki.
Tanaman air ini disulap menjadi berbagai produk bernilai seni tinggi oleh tangan-tangan terampil pengrajin lokal seperti basic placemat terbuat dari enceng gondok oval dengan berbagai ukuran, nampan dengan berbagai bentuk, kotak simpan (storage box), keranjang, sampai baki anyaman.
Satu dari sekian banyak pengrajin di Demak adalah Sumarti Ningsih yang bersama suaminya Bambang Sulaksono merupakan pengrajin kriya berbasis enceng gondok ini. Pasutri ini adalah warga Pondok Patiunus, RT 4 RW 7, Kelurahan Bintoro, Kecamatan Demak Kota, Kabupaten Demak. Mereka sukses menjadikan hasil karya berupa anyaman dari eceng gondok diekspor hingga ke Thailand.
“Saya dulunya pedagang roti lalu banting setir menjadi perajin tas rajut karena tas rajut kurang laku lantaran harganya mahal. Pada 2011, kami mulai mencoba membuat rajutan dari eceng gondok,” kata pemilik usaha dengan jenama Tyas Creation itu.
Keberhasilannya menembus pasar internasional rupanya juga berdampak pada daya saing positif di antara para perajin. Hal itu bisa dilihat dari banyaknya pengrajin yang terus berinovasi menciptakan produk-produk kekinian yang diminati pecinta seni.
Hebatnya lagi, bak sekali dayung, dua tiga pulau terlewati, kerajinan eceng gondok Demak tidak hanya menawarkan nilai estetika, tetapi juga mengusung konsep ramah lingkungan dan memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.
Pemerintah Daerah Demak melalui Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Dinnakerind) pun terus mendukung pengembangan industri kerajinan eceng gondok ini dengan berbagai program pelatihan dan bantuan pemasaran.
Hal ini tidak hanya diharapkan bisa meningkatkan peran serta industri kecil dan menengah (IKM) dalam perekonomian lokal, tetapi juga memperkuat identitas Demak sebagai kota yang kaya akan warisan budaya dan kreativitas.
“Pelatihan bagi pelaku industri kecil diharapkan dapat mengembangkan potensi enceng gondok ini menjadi bermacam-macam aneka kerajinan, agar bisa menjadi produk unggulan yang membanggakan Kabupaten Demak, dan meningkatkan perekonomian masyarakat,” kata Kepala Dinnakerind Kabupaten Demak, Agus Kriyanto, seraya berharap industri tidak saja di pasaran lokal saja tetapi dapat sampai ke manca negara.