Kemenperin Kembali Gelar Diklat Animasi Bersertifikat dan Siap Kerja. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendukung pemenuhan kebutuhan tenaga kerja yang kompeten di bidang industri animasi. Dukungan yang diberikan tersebut, antara lain berupa program pengembangan kreativitas para animator tanah air melalui kegiatan diklat yang dilengkapi dengan fasilitas yang memadai.
“Hasil karya para animator Indonesia sudah diakui oleh dunia internasional. Potensi ini harus dioptimalkan, dengan ditopang kemajuan teknologi informasi dan multimedia yang semakin pesat. Sehingga, industri animasi kita bisa lebih meningkatkan kapabilitas dan kemampuannya dalam berinovasi,” kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, Eko S.A. Cahyanto di Jakarta, Selasa (7/28).
Kepala BPSDMI menegaskan, pihaknya aktif menjalin kerja sama dengan berbagai pihak terkait dalam upaya melaksanakan Diklat 3in1 (pelatihan, sertifikasi dan penempatan kerja) untuk menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang terampil di bidang animasi. “Tentunya SDM animasi yang kompeten sesuai kebutuhan industri di dalam maupun luar negeri,” ujarnya.
Menurut Eko, animasi merupakan subsektor industri kreatif yang tumbuh pesat dan dimanfaatkan di berbagai bidang, seperti games, iklan, desain, arsitekur, simulasi bidang kedokteran, militer dan lainnya. “Perkembangan positif animasi di Indonesia dapat dilihat dari banyaknya produksi animasi yang ditayangkan di stasiun televisi nasional dan lokal dalam bentuk film serial dan iklan, bahkan film layar lebar,” ungkapnya.
Lebih lanjut, industri animasi juga punya peran penting dalam pengembangan industri 4.0 karena sarat dengan teknologi digital. Diharapkan, lewat penyelenggaraan Diklat 3in1, para peserta bisa menjadi bagian implementasi industri 4.0sebagai SDM industri animasi yang kompeten dan berdaya saing tinggi. “Mengingat sektor ini merupakan industri yang termasuk padat karya, sehingga peluang untuk bekerja di bidang animasi sangat terbuka lebar,” tuturnya.
Selain itu, Eko menambahkan, dalam masa pemulihan ekonomi nasional dari dampak pandemi Covid-19, Diklat 3in1 animasi ini ditargetkan dapat membantu mereka yang kehilangan mata pencaharian untuk memperoleh keahlian baru serta beradaptasi dengan tatanan baru di sektor tersebut. “Selain bertambahnya pengetahuan, keterampilan serta sikap kerja, peserta juga diharapkan dapat melatih skill atau kemampuan di bidang lainnya, terutama yang berkaitan dengan penggunaan teknologi informasi,” imbuhnya.
Tahun ini, BPSDMI Kemenperin melalui Balai Diklat Industri (BDI) Denpasar kembali memberikan pelatihan bidang animasi kepada 73 peserta yang diselenggarakan di tiga daerah, yaitu Denpasar, Padang, dan Yogyakarta. Kegiatan ini terdiri dari tiga jenis diklat animasi 3 in 1 yang diselenggarakan bekerja sama dengan industri animasi.
Diklat pertama diselenggarakan di Denpasar dengan materi pembuatan latar animasi 2 dimensi, menghadirkan para instruktur dari Timeline Studio Bali. Selanjutnya, materi pembuatan gerak animasi 3 dimensi diberikan kepada peserta di Padang bekerja sama dengan Ainaki Padang. Kemudian, diklat desainer grafis muda diselenggarakan di Yogyakarta dengan menggandeng mitra dari PT. Jitu Kreasi Utama.
Kepala BDI Denpasar Agus Kurniawan menyampaikan, para peserta diklat akan mengikuti uji kompetensi dan bagi yang kompeten akan memperoleh sertifikat kompetensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Selanjutnya, para lulusan diklat animasi 3 in 1 akan ditempatkan bekerja di industri animasi yang menjadi mitra dalam pelatihan, maupun di studio-studio lainnya.
Agus juga menjelaskan, pelaksanaan diklat di masa pandemi Covid-19 mengutamakan penerapan protokol kesehatan dan memprioritaskan kerja sama dengan industri animasi yang telah memiliki Izin Operasional Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI). “Penerapan protokol kesehatan akan dipantau secara kontinyu hingga diklat berakhir,” tegasnya.
Para peserta Diklat 3 in 1 animasi berasal dari berbagai wilayah di Indonesia. Peserta mengikuti diklat tanpa dipungut biaya dan mendapat fasilitas berupa biaya transportasi, konsumsi, hingga akomodasi selama mengikuti program.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), industri kreatif mampu berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional sebesar Rp1.2 Triliun di tahun 2019, dengan mencatatkan nilai ekspor mencapai USD 19,98 Miliar, serta menyerap 18,2 juta tenaga kerja. Dalam periode 2015-2019, sektor industri film, animasi, dan video tumbuh hingga 10,33%.
Upaya pengembangan SDM industri animasi memerlukan dukungan stakeholder, antara lain dari bidang industri, akademisi, dan pemerintah untuk saling bersinergi. SDM industri animasi yang kompeten dan berdaya bersaing global ditargetkan bisa terserap dengan baik serta memenuhi kebutuhan industri animasi di Indonesia, bahkan mancanegara.
Sumber : KEMENPERIN.GO.ID
Leave a Reply