Dirjen Binalattas: Pelatihan BLK Disesuaikan Dengan Kondisi Sosial

Dirjen Binalattas: Pelatihan BLK Disesuaikan Dengan Kondisi Sosial. Dalam pelatihan di masa pandemi Covid-19, BLK tidak bisa hanya mengandalkan pelatihan yang sifatnya reguler. Pelatihan yang dilakukan harus menyesuaikan dengan kondisi masyarakat, selain tentu saja harus mengedepankan protokol kesehatan.

“Pelatihan kita sesuaikan dengan kondisi yang ada. Contoh sektor yang sangat terdampak adalah pariwisata,” ujar Dirjen Binalattas Kementerian Ketenagakerjaan, Bambang Satrio Lelono, pada saat Vocational Radio Talkshow bersama RRI Pro3 FM di BBPLK Bekasi, 29 Juli 2020.

Ia menegaskan, adanya upaya untuk mendorong pelatihan-pelatihan seperti halnya di bidang pariwisata agar supaya mereka nantinya ketika kondisi ini sudah membaik, mereka bisa punya bekal untuk berwirausaha atau lebih siap dalam berbagai situasi.

Disinggung terkait terus meningkatnya jumlah tenaga kerja di PHK hingga mencapai jutaan. Sementara BLK sendiri tidak bisa melakukan pelatihan reguler seperti biasanya. Bambang Satrio Lelono menjawab bahwa BLK-BLK dibawah Ditjen Binalattas sejak awal pandemi langsung dikerahkan untuk meringankan beban masyarakat terdampak.

“Kita membuat satu kebijakan dalam rangka membantu masyarakat yang terkena pandemi, yaitu program pelatihan tanggap Covid. Seperti membuat masker, Hand sanitizer, Disinfektan, Baju Hazmat, dll,” katanya.

Sampai saat ini, Ia menambahkan, produk-produk pelatihan yang dihasilan oleh teman-teman BLK sudah mencapai lebih 1,5 juta masker, 100 ribu hazmat, dan lebih dari 100 ribu liter hand sanitizer maupun disinfektan. Ini semua kita bagikan kepada masyarakat yang sangat membutuhkan secara gratis.

Dengan kata lain, kemnaker RI melalui Ditjen Binalattas sudah menjalankan strategi dalam rangka menghadapi transformasi ketenagakerjaan akibat revolusi industri 4.0 dan dampak pandemi covid-19

Semakin cepat berubahnya dunia ketenagakerjaan akibat Proses Otomatisasi industri dan dampak pandemi covid-19 yang mendorong percepatan penggunaan teknologi digital dan online, Kemnaker telah menyiapkan strategi untuk tetap bisa berperan dalam link & match pasar kerja melalui pelatihan vokasi yang dilakukan.

“Salah satunya dengan menyiapan kompetensi-kompetensi baru melalui pelatihan kerja dengan kebijakan triple skilling: skilling, re-skilling, dan up-skilling, ungkap satrio.

Selain itu, mengoptimalkan proses pemagangan untuk menambah pengalaman kerja, peningkatan soft skilling dan produktivitas kerja, melakukan re-design kurikulum, dengan pendekatan human digital skills, dan mengoptimalkan proses kolaborasi, antara dunia industri, lembaga diklat, Kadin/apindo, asosiasi, untuk identifikasi kebutuhan kompetensi.

Sedangkan Ketua FKLPI BBPLK Bekasi, Rochmat Yuwono, merasa sangat terbantu dengan lulusan-lulusan kompeten BLK. Khususnya BBPLK Bekasi yang mana pelatihannya sesuai dengan kebutuhan industri.

“Kami merasa apa yang kita butuhkan sudah dipenuhi oleh BBPLK bekasi. Sehingga biasanya kami sendiri yang datang kesini lalu melakukan perekrutan langsung,” ujarnya.

Sumber : KEMNAKER.GO.ID

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*